Borobudur Tambah Kuota Naik Candi Jadi 3.000 Orang, Sunrise Jadi Daya Tarik Baru

Kitakini.com - Kabar baik bagi para pencinta warisan budaya dunia. Pengelola Taman Wisata Borobudur, secara resmi mengumumkan penambahan kuota jumlah wisatawan yang diizinkan naik ke bangunan yang menjadi situs budaya tersebut. Setelah sebelumnya dibatasi hanya 1.200 orang per hari, kuota pengunjung kini dinaikkan menjadi 3.000 orang per hari. Kenaikan ini membuka peluang bagi lebih banyak wisatawan untuk menikmati langsung keindahan sunrice pada salah satu situs budaya paling ikonik di Indonesia tersebut.
Baca Juga:
Informasi ini disampaikan oleh Komisaris Utama PT Injourney Destination Management (IDM) , yang juga merupakan pengelola PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC), Kacung Marijan, dalam keterangan yang dikutip dari berbagai sumber, Senin (28/7/2025). Ia menjelaskan bahwa keputusan penambahan kuota ini telah disepakati bersama Kementerian Kebudayaan, setelah melalui berbagai kajian teknis dan evaluasi dari pelaksanaan uji coba sebelumnya.
"Alhamdulillah, kami telah mencapai kesepakatan dengan Kementerian Kebudayaan untuk menambah jumlah pengunjung yang dapat naik ke Candi Borobudur. Ini tentu menjadi kabar gembira, terutama di tengah meningkatnya minat wisata budaya," ujar Kacung.
Penambahan kuota ini tidak dilakukan secara sembarangan. Salah satu pertimbangan utama adalah keberhasilan uji coba destinasi wisata baru di kawasan Candi Borobudur, yakni program wisata berburu sunrise yang telah digelar sejak pertengahan Juli 2025. Melalui program ini, wisatawan diberi kesempatan untuk naik ke candi sebelum waktu subuh, menyaksikan matahari terbit (sunrice) dari puncak struktur batu peninggalan Dinasti Syailendra yang megah itu.
Adanya pengalaman baru ini secara otomatis membuat jam operasional kawasan wisata Borobudur dimulai lebih awal dari biasanya. Jika sebelumnya wisatawan baru dapat masuk mulai pukul 07.00 WIB, kini akses dibuka sejak dini hari. Hal ini turut memperluas distribusi waktu kunjungan wisatawan, sehingga menekan risiko kepadatan pengunjung pada jam-jam tertentu.
"Penambahan kuota ini salah satunya karena sekarang ada pilihan bagi wisatawan untuk menikmati sunrise dari atas candi. Dengan waktu kunjungan yang lebih panjang, pengaturan arus pengunjung jadi lebih fleksibel, sehingga tak menimbulkan penumpukan," jelas Kacung.
Namun demikian, ia menegaskan bahwa penambahan kuota ini masih dalam tahap uji coba dan dilakukan dengan pengawasan ketat. Langkah ini diambil guna menjaga keseimbangan antara peningkatan akses wisata dan pelestarian situs warisan budaya dunia tersebut.
"Jumlah total kuota masih dalam pembahasan. Untuk program sunrise, saat ini kami batasi maksimal 100 orang per hari. Sementara untuk kuota harian reguler pasti akan lebih dari 1.200. Angka 3.000 bahkan hingga 4.000 masih dalam proses diskusi dan evaluasi. Yang pasti, kami pastikan bahwa kebijakan ini tidak akan mengganggu atau mengancam kelestarian Candi Borobudur," tegasnya.
Langkah progresif ini mendapat perhatian luas dari pelaku industri pariwisata, pemerhati budaya, hingga masyarakat umum. Selain meningkatkan daya tarik Borobudur sebagai destinasi unggulan, pendekatan berbasis pengalaman seperti sunrise trip juga dinilai mampu menambah nilai emosional dan spiritual dalam berwisata, tanpa mengesampingkan aspek konservasi.
Candi Borobudur, sebagai situs warisan dunia UNESCO, memang berada dalam pengawasan ketat terkait aktivitas kunjungan.

Jelang Revalidasi UNESCO, BP Geopark Kaldera Toba Lakukan Pra Evaluasi Geosite dan Keterlibatan Masyarakat

Geopark Kaldera Toba Kena Kartu Kuning UNESCO

Geopark Meratus Resmi Masuk Jaringan UNESCO: Simbol Kekayaan Geologi dan Harapan Masa Depan Berkelanjutan

Polres Padangsidimpuan Raih Penghargaan Pengelolaan Anggaran Terbaik

Kru Produksi Drakor Merusak Situs Warisan Dunia UNESCO
