Kamis, 19 Juni 2025

Borobudur Penuh Sesak, Ribuan Pengunjung Hadiri Waisak 2025

Redaksi - Senin, 12 Mei 2025 18:19 WIB
Borobudur Penuh Sesak, Ribuan Pengunjung Hadiri Waisak 2025
Waisak tahun ini bukan hanya soal perayaan spiritual, tapi juga berdampak signifikan pada sektor ekonomi dan sosial. (Foto : Int)
Kitakini.com - Peringatan Hari Raya Waisak yang jatuh pada Senin, 12 Mei 2025, menjadi magnet besar bagi umat Buddha dan wisatawan dari berbagai daerah. Pusat kegiatan di Candi Borobudur, Magelang, membuat kawasan ini penuh sesak, bahkan sejak beberapa hari sebelum puncak acara. Hotel dan penginapan di wilayah Magelang dilaporkan habis dipesan sejak jauh hari, memaksa banyak pengunjung mencari alternatif hingga ke luar kota seperti Muntilan, Sleman, bahkan Yogyakarta.

Rangkaian Waisak tahun ini telah dimulai sejak Minggu, 11 Mei 2025. Prosesi diawali dengan pengambilan air suci dari Umbul Jumprit dan api dharma dari Mrapen. Keduanya tidak langsung dibawa ke Borobudur, melainkan disemayamkan terlebih dulu di Candi Mendut. Di hari yang sama, para biksu thudong dari Thailand yang menempuh perjalanan jauh dengan berjalan kaki turut disambut secara khusus.

Baca Juga:

Puncak acara berlangsung pada Senin. Sejak pagi, ribuan umat dan pengunjung sudah memadati kawasan sekitar Candi Mendut untuk mengikuti kirab Waisak menuju Candi Borobudur, mengiringi relik Sang Buddha. Prosesi ini menjadi simbol dari perjalanan spiritual menuju pencerahan. Detik-detik Waisak sendiri jatuh tepat pada pukul 23.55.29 WIB, dilanjutkan dengan pradaksina atau berjalan mengelilingi candi sebanyak tiga kali, dan diakhiri dengan pelepasan lampion yang menjadi momen paling ditunggu-tunggu.

Festival lampion yang digelar di pelataran Candi Borobudur menjadi magnet utama. Tidak hanya umat Buddha, wisatawan dari berbagai latar belakang budaya dan keyakinan pun datang untuk menyaksikan keindahan dan kekhidmatan upacara. Banyak dari mereka yang rela menempuh perjalanan dini hari agar tidak melewatkan momen bersejarah ini dari awal prosesi di Candi Mendut.

Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Febrina Intan, mengungkapkan lonjakan pengunjung yang luar biasa selama empat hari perayaan, dari 9 hingga 12 Mei. "Total pengunjung diperkirakan mencapai 90 ribu orang, dengan sekitar 40 ribu di antaranya menghadiri acara puncak Waisak di area Taman Wisata Candi Borobudur," ungkapnya. Lonjakan ini tidak sebanding dengan kapasitas akomodasi di Kabupaten Magelang yang menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) hanya memiliki 78 hotel dan akomodasi formal lainnya.

Akibat keterbatasan itu, tidak sedikit yang terpaksa bermalam di kota-kota sekitar, atau memilih datang dan pulang di hari yang sama. Bahkan, transportasi menuju Yogyakarta juga mengalami lonjakan signifikan. Febrina menyebut semua tiket kereta api dan penerbangan menuju kota tersebut ludes terjual. "Saya sendiri akhirnya memilih datang dengan kendaraan pribadi karena tak mendapatkan tiket," katanya.

Waisak tahun ini bukan hanya soal perayaan spiritual, tapi juga berdampak signifikan pada sektor ekonomi dan sosial. Febrina mencatat pertumbuhan ekonomi selama periode Waisak mencapai 4,6 persen. Lonjakan ini menjadi bukti kuat bahwa kegiatan keagamaan juga dapat menjadi motor penggerak wisata dan ekonomi daerah.

Dengan antusiasme yang terus meningkat dari tahun ke tahun, perayaan Waisak di Borobudur bukan hanya menjadi momen sakral bagi umat Buddha, tapi juga fenomena budaya dan pariwisata yang mempertemukan spiritualitas dan kekayaan tradisi Indonesia.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru