Kelahiran Harimau Sumatra di Kebun Binatang Bukittinggi Tingkatkan Harapan Konservasi

Perawatan Intensif untuk Banun Kinantan
Baca Juga:
Menurut Amril, keeper harimau di kebun binatang tersebut, Banun Kinantan telah mulai diberi makanan padat berupa daging sapi dan ayam. Dalam sehari, ia mampu menghabiskan 0,5 hingga 1 kilogram daging. Meski sudah makan daging, Banun masih mendapatkan susu dua kali sehari karena induknya hanya menyusuinya selama seminggu setelah kelahiran.
"Kami memastikan asupan nutrisinya terpenuhi untuk mendukung pertumbuhan yang sehat," ujar Amril.
Populasi Harimau Sumatra di Bukittinggi Kini Delapan Ekor
drh. Yoli Zulfanedi, dokter hewan Kebun Binatang Bukittinggi, menyatakan bahwa kelahiran Banun menambah jumlah harimau Sumatra di sana menjadi delapan ekor. Mereka terdiri dari Bancah (jantan, 20 tahun), Dara Jingga (betina, 16 tahun), Bujang Mandeh (jantan, 12 tahun), Mantagi (betina, 10 tahun), Bujang Kinantan (jantan, 8 tahun), Yani (betina, 8 tahun), Boncel (jantan, 7 tahun), dan Banun Kinantan (betina, 3,5 bulan).
Selain itu, terdapat satu ekor lagi, yaitu Si Mauang (betina, 3 tahun), yang baru dievakuasi pada 12 Maret 2025 setelah terlibat konflik dengan warga di Agam. "Kami masih mengevaluasi apakah Si Mauang akan dilepasliarkan atau tetap dirawat di sini," jelas Yoli.
Perkenalan Resmi ke Publik pada 28 April 2025
Banun Kinantan rencananya akan diperkenalkan secara resmi kepada publik oleh Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias pada 28 April 2025 mendatang. Kehadiran bayi harimau ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya konservasi satwa langka.
Harimau Sumatra merupakan spesies yang terancam punah akibat perburuan liar dan hilangnya habitat. Kelahiran Banun Kinantan menjadi kabar baik bagi upaya pelestarian satwa ikonis Sumatera ini.