Minggu, 08 Juni 2025

Penelitian Menunjukkan Bahwa Wanita Kini Lebih Tertarik pada Pria yang....

Redaksi - Selasa, 15 April 2025 08:31 WIB
Penelitian Menunjukkan Bahwa Wanita Kini Lebih Tertarik pada Pria yang....
Perubahan cara pandang wanita terhadap pria kini tidak lagi pada ketampanan dan kekayaan.
Kitakini.com - Pandangan umum tentang kriteria pria ideal ternyata mengalami pergeseran besar. Jika dulu pria dengan dominasi kuat, wajah tampan, dan kestabilan finansial menjadi daya tarik utama bagi wanita, kini paradigma tersebut mulai berubah. Berdasarkan sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di SAGE Journals: Evolutionary Psychology, wanita masa kini lebih tertarik pada karakter yang lebih dalam dan bermakna—khususnya kebaikan hati.

Penelitian ini dilakukan oleh sekelompok ilmuwan dari Polandia dan Italia. Mereka menganalisis dinamika hubungan dari 148 pasangan heteroseksual untuk mencari tahu faktor apa yang paling memengaruhi ketertarikan dan kepuasan dalam hubungan. Fokus utama penelitian ini adalah pada tiga sifat: kebaikan, kemarahan, dan kecerdasan.

Baca Juga:

Hasilnya cukup mencengangkan dan sangat relevan dengan kondisi sosial saat ini. Kebaikan menempati posisi teratas sebagai kualitas yang paling dihargai dalam diri pasangan. Baik pria maupun wanita menunjukkan apresiasi tinggi terhadap pasangan yang memiliki kasih sayang dan pengertian.

Studi ini membuktikan bahwa dalam dunia yang makin kompleks dan serba cepat, nilai-nilai kemanusiaan seperti empati dan kepedulian justru menjadi daya tarik yang lebih kuat dibanding sekadar tampilan fisik atau status sosial. Wanita tidak lagi hanya mempertimbangkan kekayaan atau kekuasaan sebagai indikator pria ideal, melainkan menilai lebih dalam pada aspek emosional dan sosial.

Lebih menarik lagi, pria yang dikenal mudah marah justru dipersepsikan sebagai sosok yang kurang cerdas. Sifat pemarah juga berdampak negatif terhadap kepuasan dalam hubungan, baik dari sisi pria maupun wanita. Artinya, stabilitas emosi menjadi indikator penting dalam membangun relasi jangka panjang yang sehat.

Salah satu temuan paling mencolok dari penelitian ini adalah keterkaitan antara kebaikan dan kecerdasan. Wanita mengasosiasikan pria yang penuh empati dan baik hati sebagai pribadi yang cerdas, tidak hanya dalam hal akademik, tetapi juga dalam kecerdasan emosional dan sosial. Ini memperkuat pemahaman bahwa kebaikan bukanlah bentuk kelemahan, melainkan tanda kematangan berpikir dan kedewasaan dalam berinteraksi sosial.

Sebelum penelitian ini dilakukan, para ilmuwan bahkan menduga adanya semacam "pertukaran nilai" dalam preferensi wanita terhadap pasangan. Mereka mengira bahwa wanita harus memilih antara pria yang kompeten (cerdas dan sukses) atau pria yang penyayang. Namun hasil studi membantah dugaan tersebut. Justru, kedua sifat ini—kompetensi dan kasih sayang—seringkali berjalan beriringan dan saling melengkapi.

Dalam laporan mereka, para peneliti menulis bahwa "kompetensi dan kasih sayang bisa dianggap sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi dalam nilai seorang pasangan." Ini mengisyaratkan bahwa pria yang mampu memahami dan merespons perasaan orang lain juga memiliki kecerdasan sosial yang tinggi—sebuah kualitas yang semakin dihargai dalam hubungan modern.

Temuan ini juga didukung oleh studi sebelumnya yang dimuat di jurnal Intelligence pada tahun 2019. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa perilaku prososial, seperti empati dan kepedulian terhadap sesama, memiliki kaitan erat dengan kecerdasan kognitif. Dengan kata lain, kemampuan memahami orang lain bukan hanya soal menjadi "baik", melainkan mencerminkan kapasitas berpikir yang matang dan reflektif.

Secara keseluruhan, hasil penelitian ini memberi gambaran baru mengenai apa yang sebenarnya dicari wanita dalam membangun hubungan jangka panjang. Kebaikan hati bukan lagi dianggap sebagai bonus tambahan, melainkan sebagai inti dari ketertarikan emosional dan intelektual. Ini menjadi pelajaran penting, tidak hanya bagi pria, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin membangun hubungan sehat di era yang semakin menuntut kedewasaan emosional.

Dengan pemahaman baru ini, masyarakat diharapkan dapat lebih menghargai nilai-nilai mendasar seperti empati, pengertian, dan kecerdasan emosional dalam membangun hubungan yang harmonis dan bermakna.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Kemenkumham Akui Rujak Soto dan Kue Bagiak sebagai Kuliner Asli Banyuwangi

Kemenkumham Akui Rujak Soto dan Kue Bagiak sebagai Kuliner Asli Banyuwangi

Deretan Rumah Unik di Indonesia, Perpaduan Warisan Tradisi dan Kreativitas Modern

Deretan Rumah Unik di Indonesia, Perpaduan Warisan Tradisi dan Kreativitas Modern

Geopark Meratus Resmi Masuk Jaringan UNESCO: Simbol Kekayaan Geologi dan Harapan Masa Depan Berkelanjutan

Geopark Meratus Resmi Masuk Jaringan UNESCO: Simbol Kekayaan Geologi dan Harapan Masa Depan Berkelanjutan

Lontong Medan: Keunikan Rasa yang Membuat Ketagihan

Lontong Medan: Keunikan Rasa yang Membuat Ketagihan

Dalam 19 Tahun, Kekayaan Raffi Ahmad Rp1 Triliun

Dalam 19 Tahun, Kekayaan Raffi Ahmad Rp1 Triliun

Kaya atau Miskin Bisa Terlihat dari Bentuk Wajah

Kaya atau Miskin Bisa Terlihat dari Bentuk Wajah

Komentar
Berita Terbaru