Arsenal Tertahan Imbang, Harapan Juara Kian Menipis

Laga dimulai dengan tempo cepat. Arsenal langsung membuka keunggulan saat pertandingan baru berjalan tiga menit. Jakub Kiwior mencetak gol lewat sundulan memanfaatkan sepak pojok yang dilepaskan dengan presisi. Dukungan penuh suporter tuan rumah sempat membangkitkan optimisme, namun Crystal Palace mampu meredam dominasi tersebut. Di menit ke-27, Eberechi Eze menyamakan kedudukan dengan tendangan voli keras usai menerima umpan silang dari sisi kanan. Gol ini menjadi titik balik bagi Palace yang tampil semakin percaya diri.
Baca Juga:
Arsenal kembali memimpin sebelum babak pertama usai. Leandro Trossard mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-42. Ia menerima umpan terobosan dari Declan Rice dan melepas tembakan mendatar ke pojok gawang, tak mampu dihalau oleh kiper lawan. Skor 2-1 menutup babak pertama dengan keunggulan bagi tuan rumah.
Memasuki babak kedua, Arsenal berupaya mempertahankan keunggulan dengan memainkan bola secara disiplin. Namun petaka datang di menit ke-83 saat William Saliba melakukan blunder fatal. Umpan balik lemahnya langsung disambut oleh Jean-Philippe Mateta, striker pengganti Palace. Mateta dengan tenang mencungkil bola melewati penjaga gawang David Raya, membuat skor kembali imbang.
Hasil ini membuat Arsenal masih bertengger di posisi kedua klasemen dengan 67 poin dari 34 pertandingan. Sebaliknya, Liverpool yang memimpin klasemen dengan 79 poin dari 33 laga, hanya butuh hasil imbang di pertandingan berikutnya untuk meraih gelar Premier League musim ini. Situasi ini menempatkan Arsenal dalam posisi sulit, mengingat sisa laga yang semakin menipis.
Manajer Arsenal, Mikel Arteta, tak menyembunyikan kekecewaannya terhadap hasil tersebut. Dalam wawancara pascalaga yang diunggah kanal YouTube BeanymanSports, ia menyatakan bahwa timnya tampil tidak cukup konsisten dan banyak melakukan kesalahan elementer. Ia menegaskan bahwa performa seperti ini tidak cukup untuk bersaing di level tertinggi, terutama dalam situasi penentuan gelar.
Arteta juga menyebut bahwa timnya harus segera bangkit dan mengalihkan fokus ke pertandingan penting yang menanti dalam waktu dekat. Arsenal dijadwalkan menghadapi Paris Saint-Germain di semifinal Liga Champions—laga yang bisa menentukan nasib musim mereka.
Di sisi lain, pelatih Crystal Palace, Oliver Glasner, memberikan pujian tinggi kepada anak asuhnya. Ia menilai semangat juang dan mentalitas tim sangat luar biasa, terutama karena mereka dua kali bangkit dari ketertinggalan. Hasil ini menjadi suntikan moral penting jelang laga semifinal Piala FA melawan Aston Villa.
Pertandingan dramatis ini bukan hanya mengubah dinamika klasemen, tetapi juga memberikan gambaran bahwa tekanan di akhir musim dapat membuat segalanya berubah dalam sekejap. Arsenal kini berada di persimpangan antara harapan dan kenyataan, sementara Crystal Palace menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar tim pengganggu, melainkan lawan yang harus diperhitungkan.

Trent Alexander-Arnold Tinggalkan Liverpool, Sebut Hari Terakhirnya sebagai Momen Terbaik Hidupnya

Liverpool Akhiri Musim dengan Perayaan Juara Meski Gagal Menang

Liverpool Rayakan Gelar Liga di Anfield, Crystal Palace Siap Beri Kejutan

Kalahkan Arsenal, PSG Tantang Inter Milan di Final Liga Champions 2025 1 Juni Tanpa Mbappe

Trent Alexander-Arnold Pilih Tantangan Baru, Real Madrid Jadi Pelabuhan Berikutnya
