Viral! Pria Berpeci Bacakan "Surat Pengunduran Diri" Bupati Pati di Hadapan Ratusan Ribu Massa

Kitakini.com - Aksi unjuk rasa ratusan ribu warga Kabupaten Pati, Jawa Tengah, pada Rabu (13/8/2025), kembali mencuri perhatian publik, kali ini bukan hanya karena besarnya jumlah peserta atau kericuhan yang terjadi, melainkan karena momen tak terduga: seorang pria mengenakan kemeja putih lengan panjang, berpeci hitam, sarung, dan bertarung di depan massa, membacakan sebuah dokumen yang mengatasnamakan Surat Pengunduran Diri Bupati Pati, H. Sudewo.
Baca Juga:
Video detik-detik pembacaan surat tersebut tersebar luas di media sosial dan grup percakapan warga. Dalam video itu, pria tersebut berdiri tegak di atas panggung darurat, lalu membacakan isi surat dengan suara lantang, disambut sorak sorai dan tepuk tangan dari massa yang mengelilinginya. Momen itu menjadi klimaks emosional dari unjuk rasa yang berlangsung sejak pagi hari.
Isi dokumen tersebut menyatakan bahwa Sudewo mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Bupati Pati, terhitung sejak Rabu, 13 Agustus 2025. Alasan pengunduran diri yang disampaikan dalam surat itu menyebutkan bahwa yang bersangkutan dinilai telah gagal dalam memimpin serta tidak menjunjung tinggi supremasi hukum.
Berikut kutipan pernyataan yang dibacakan oleh pria tersebut:
"Saya yang bertanda tangan di bawah ini, terhitung sejak tanggal 13 Agustus 2025, saya mengundurkan diri dari jabatan saya sebagai Bupati Pati."
Begitu kalimat itu diucapkan, massa yang memadati area sekitar kantor Bupati langsung bersorak dan bertepuk tangan. Banyak dari mereka terlihat mengangkat ponsel untuk merekam momen tersebut, menjadikannya viral hanya dalam hitungan menit. Dalam rekaman video yang tersebar, terlihat jelas raut lega dan semangat dari wajah-wajah para demonstran yang merasa suara mereka akhirnya didengar, meski belum tentu secara resmi.
Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah Kabupaten Pati atau dari Bupati Sudewo sendiri terkait dokumen yang dibacakan dalam aksi tersebut. Belum dapat dipastikan apakah surat tersebut sah secara hukum atau hanya merupakan bentuk simbolik dari protes masyarakat terhadap kepemimpinan Sudewo.