BMKG Prediksi Musim Kemarau 2025 Dimulai Maret-Agustus, Diimbau Waspada

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa peralihan musim ini disebabkan oleh perubahan angin Monsun Asia (angin barat) menjadi angin Monsun Australia (angin timur).
Baca Juga:
"Puncak musim kemarau 2025 di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi terjadi pada Juni, Juli, dan Agustus 2025," ujar Dwikorita dalam rilis resmi BMKG, Senin (17/3).
Wilayah dengan Awal Musim Kemarau Normal
Beberapa wilayah diprediksi mengalami awal musim kemarau sesuai waktu normal, seperti:
Sumatera
Jawa Tengah
Kalimantan Timur
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Utara
Sebagian Maluku dan Maluku Utara
Wilayah dengan Awal Musim Kemarau Lebih Lambat
Sementara itu, daerah seperti Kalimantan bagian selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi, sebagian Maluku Utara, dan Merauke diprediksi akan mengalami awal musim kemarau yang lebih lambat dari biasanya.
Berakhirnya Fenomena La Nina
Dwikorita juga menyampaikan bahwa fenomena iklim La Nina telah berakhir pada 13 Maret 2025.
"Dengan berakhirnya La Nina, musim kemarau 2025 diprediksi berlangsung normal. Artinya, kondisi cuaca akan lebih kondusif," jelasnya.
Prediksi Kondisi Musim Kemarau
Musim Kemarau Normal: Sebagian besar Sumatera, Jawa bagian timur, Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, Maluku, dan sebagian besar Papua.
Musim Kemarau di Atas Normal: Sebagian kecil Aceh, sebagian besar Lampung, Jawa bagian barat dan tengah, Bali, NTB, NTT, sebagian kecil Sulawesi, dan Papua bagian tengah.
Musim Kemarau Lebih Kering: Sumatera bagian utara, Kalimantan bagian barat, Sulawesi bagian tengah, Maluku Utara, dan Papua bagian selatan.
Imbauan untuk Sektor Pertanian dan Kebencanaan
Dwikorita mengimbau sektor pertanian untuk menyesuaikan jadwal tanam, terutama di wilayah yang diprediksi mengalami musim kemarau lebih awal atau lebih lambat.
"Pemilihan varietas tanaman tahan kekeringan dan optimalisasi pengelolaan air menjadi langkah penting, khususnya di daerah dengan musim kemarau lebih kering dari normal," ujarnya.
Di sisi lain, wilayah yang diprediksi mengalami musim kemarau lebih basah dapat memanfaatkannya dengan memperluas lahan sawah untuk meningkatkan produksi pertanian.
Sementara itu, sektor kebencanaan diharapkan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di wilayah rawan yang diprediksi mengalami musim kemarau dengan curah hujan normal atau di bawah normal.
Prediksi musim kemarau 2025 ini menjadi panduan penting bagi berbagai sektor, terutama pertanian dan kebencanaan, untuk mengambil langkah antisipasi yang tepat. Dengan persiapan yang matang, dampak negatif musim kemarau dapat diminimalisir.

Tsunami Ancam Indonesia, Gempa 8,7 SR Guncang Rusia, Warga Mulai Mengungsi

Suhu Ekstrem Landa Kota Medan, Warga Diminta Waspadai Risiko Kebakaran

Guncangan Gempa Blang Pidie Terasa di Medan, Warga Berhamburan ke Luar Rumah

Jalinsum Padangsidimpuan-Medan Kembali Dibuka Setelah Lumpuh Total Akibat Tiang Listrik Tumbang

Analisis BMKG : Gempa Myanmar-Thailand Merupakan Gempa Dangkal Akiabt Aktivitas Sesar Besar Sagaing
