Sabtu, 26 Juli 2025

Hari Anak Nasional Dihantui Fakta Mengerikan: Balita Sudah Akrab dengan Internet

Redaksi - Kamis, 24 Juli 2025 22:48 WIB
Hari Anak Nasional Dihantui Fakta Mengerikan: Balita Sudah Akrab dengan Internet
Ilustrasi

Kitakini.com - Peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli tahun ini menyisakan keprihatinan mendalam terhadap kondisi generasi muda Indonesia di tengah arus deras perkembangan teknologi digital. Sebuah data mengejutkan mengemuka: sedikitnya 35 persen anak usia bawah lima tahun (balita) di Indonesia sudah menggunakan gadget yang tersambung dengan internet. Fakta ini menjadi sinyal bahaya atas minimnya perlindungan terhadap anak di ruang digital.

Baca Juga:

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Choiri Fauzi, mengungkap data tersebut berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024. Ia menyatakan keprihatinannya terhadap maraknya anak-anak yang mengakses dunia maya tanpa pendampingan atau bimbingan yang memadai dari orang tua maupun lingkungan terdekat.

"Jadi hari ini, anak kita sedang menjelajahi ruang maya tanpa perlindungan yang cukup. Atau bahkan sering kali tanpa pendampingan," ujar Arifah dalam pernyataan yang disampaikan pada Kamis (24/7/2025).

Dalam rincian data tersebut, disebutkan pula bahwa 78 persen anak usia 5–6 tahun telah menggunakan gadget, dan 35 persen di antaranya juga aktif terkoneksi ke internet. Akses bebas ini membuka potensi risiko yang cukup besar, mulai dari paparan konten tidak layak hingga kejahatan siber.

Salah satu dampak nyata dari keterpaparan dini ini adalah perundungan daring (cyberbullying). Berdasarkan hasil Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja 2024, satu dari tujuh anak Indonesia mengaku pernah menjadi korban perundungan melalui platform digital. Ini mencerminkan bahwa penggunaan teknologi tanpa edukasi dan pengawasan telah membuka celah bagi kekerasan nonfisik yang tak kalah merusak secara psikologis.

Tak hanya perundungan, bahaya digital lainnya pun mengintai anak-anak Indonesia. Arifah mengungkapkan, sebanyak 4 dari 100 anak pernah menjadi korban kekerasan seksual secara daring. Bahkan, 25 persen anak diketahui pernah menerima pesan bermuatan seksual, sementara 50 persen mengaku pernah melihat konten seksual melalui media sosial. Ini menunjukkan bahwa filter keamanan belum berjalan optimal dan anak-anak masih sangat rentan terhadap paparan konten yang tidak sesuai dengan usia mereka.

Yang lebih memprihatinkan, dari data yang dikumpulkan Kementerian PPPA, hanya 37 persen anak di Indonesia yang pernah menerima edukasi terkait keamanan digital. Angka ini dinilai sangat rendah jika dibandingkan dengan tingkat paparan yang mereka alami.

Meski ruang digital memberikan banyak peluang positif, mulai dari akses pendidikan hingga interaksi sosial, namun risiko terhadap keselamatan anak dan perkembangan karakter mereka tidak bisa diabaikan. Arifah menegaskan pentingnya keterlibatan orang tua, guru, dan masyarakat dalam memberikan perlindungan menyeluruh.

"Anak-anak adalah pengguna aktif teknologi, tapi belum tentu mereka siap dengan risikonya. Di sinilah peran kita, untuk hadir, mendampingi, dan melindungi mereka," tutup Arifah.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Pemprov Sumut dan Kementerian PKP Matangkan Verifikasi Data Kepemilikan Untuk Program 3 Juta Rumah

Pemprov Sumut dan Kementerian PKP Matangkan Verifikasi Data Kepemilikan Untuk Program 3 Juta Rumah

Menteri Agus Andrianto Dipilih Jadi Anggota Majelis Wali Amanat (MWA) USU periode 2025–2030.

Menteri Agus Andrianto Dipilih Jadi Anggota Majelis Wali Amanat (MWA) USU periode 2025–2030.

Pemerintah Tetapkan THR untuk Pengemudi Ojol Gojek dan Grab Mulai 2025, Ini Syarat dan Besarannya

Pemerintah Tetapkan THR untuk Pengemudi Ojol Gojek dan Grab Mulai 2025, Ini Syarat dan Besarannya

Sidak Pasar, Menteri Pertanian Temukan Isi Kemasan Minyakita Kurang Dari Satu Liter

Sidak Pasar, Menteri Pertanian Temukan Isi Kemasan Minyakita Kurang Dari Satu Liter

Polres Padangsidimpuan Raih Penghargaan Pengelolaan Anggaran Terbaik

Polres Padangsidimpuan Raih Penghargaan Pengelolaan Anggaran Terbaik

Irigasi Rusak, 4.600 Hektare Sawah Sering Gagal Panen di Deliserdang

Irigasi Rusak, 4.600 Hektare Sawah Sering Gagal Panen di Deliserdang

Komentar
Berita Terbaru