Sabtu, 16 Agustus 2025

Vape vs Rokok Tembakau: Dokter Ungkap Bahaya Vape Bisa Lebih Parah dari Rokok Biasa

Redaksi - Senin, 24 Februari 2025 19:38 WIB
Vape vs Rokok Tembakau: Dokter Ungkap Bahaya Vape Bisa Lebih Parah dari Rokok Biasa
Festival vape
Kitakini.com -Badan Kesehatan Inggris (NHS) menyatakan bahwa mengisap nikotin dari vape tidak lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa. Namun, pandangan ini dibantah oleh dr. Maxime Boidin, pemimpin penelitian terkontrol pertama mengenai dampak jangka panjang vape dari Universitas Manchester Metropolitan di Inggris. Menurutnya, ancaman kesehatan vape bisa lebih parah daripada rokok tembakau.

Melansir berbagai sumber pada Senin (24/2/2025), dr. Boidin mengungkapkan bahwa hasil penelitiannya akan dirilis pada Maret 2025. "Mereka akan terkejut melihat faktanya," kata Boidin. Ia menegaskan bahwa bahaya mengisap vape tidak berbeda dengan rokok biasa, bertentangan dengan anggapan banyak orang yang mengira vape lebih aman.

Baca Juga:

"Awalnya saya juga percaya bahwa mengisap vape lebih baik dari merokok. Banyak orang yang melakukannya karena menganggap vape tidak terlalu berbahaya. Namun, penelitian kami menunjukkan hal yang sebaliknya," jelas Boidin.

Selama ini, vape atau rokok elektrik sering dianggap sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok tembakau. Bahkan, vape kerap direkomendasikan bagi mereka yang ingin berhenti merokok. Namun, faktanya, kedua jenis rokok ini sama-sama berbahaya bagi kesehatan.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Liverpool pada peserta berusia 18-45 tahun mengungkapkan bahwa baik perokok tembakau maupun pengguna rokok elektrik mengalami kerusakan dinding arteri yang tidak dapat mengembang dengan baik. Hal ini menyebabkan aliran darah terganggu dan berpotensi memicu gangguan kognitif seperti demensia.

Boidin menjelaskan bahwa kerusakan tersebut disebabkan oleh kandungan nikotin, logam berat, dan zat kimia dalam vape, seperti propilen glikol dan gliserin sayuran. Zat kimia dengan rasa seperti karbonil juga diketahui dapat menyebabkan peradangan dan stres oksidatif, yang memicu kerusakan dinding arteri dan kematian sel-sel.

Menyikapi temuan ini, Boidin mengusulkan agar rokok elektrik hanya bisa dibeli dengan resep di Britania Raya. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh penggunaan vape. "Para perokok biasanya keluar ruangan untuk merokok. Setelah habis satu batang, mereka akan mengisap sebatang lagi. Namun, pada vape, Anda terus melakukannya tanpa menyadari berapa banyak isapan yang telah dilakukan. Selain itu, mengisap vape lebih mudah karena bisa dilakukan di area yang dilarang merokok," pungkas Boidin.

Temuan ini menjadi peringatan serius bagi para pengguna vape, terutama mereka yang menganggap rokok elektrik sebagai alternatif yang lebih sehat. Masyarakat diharapkan lebih bijak dalam memilih produk nikotin dan memahami risiko kesehatan yang mungkin timbul.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru