Senin, 30 Juni 2025

Orang Kaya Lebih Berisiko Idap Kanker

Fitri - Selasa, 14 Januari 2025 20:07 WIB
Orang Kaya Lebih Berisiko Idap Kanker
kitakini/ilustrasi
Suasana usai pemeriksaan kesehatan
Kitakini.news -Sebuah studi menunjukkan kalau kanker bisa muncul karena latar belakang sosial ekonomi seseorang. Dengan kata lain, orang kaya memiliki risiko lebih besar terkena penyakit ini.

Melansir berbagai sumber, Selasa (14/1/2025), ada studi yang dilakukan di Universitas Helsinki, Finlandia, yang meneliti kaitan antara status sosial ekonomi (SES) dengan berbagai penyakit.

Baca Juga:

Mereka yang bisa menikmati penghasilan tinggi ditemukan memiliki risiko genetik lebih tinggi terhadap kanker payudara, prostat, dan jenis kanker lainnya, menurut hasil penelian tersebut.

Sebaliknya, ahli mengungkapkan bahwa golongan orang yang kurang mampu, secara genetik lebih rentan terkena diabetes, radang sendi, depresi, alkoholisme, dan kanker paru-paru.

"Orang-orang kaya memiliki akses lebih baik terhadap perawatan kesehatan, termasuk pemeriksaan dan pengetahuan yang lebih baik," kata Fiona Hagenbeek, pemimpin studidari Institut Molekuler Finlandia (FIMM).

Artinya, hal ini boleh jadi membuat deteksi dan diagnosis kanker menjadi lebih baik pada kelompok tersebut.

Hagenbeek juga mengatakan, hasil awal penelitian dapat menghasilkan skor risiko poligenik, yang digunakan untuk mengukur risiko penyakit berdasarkan genetika.

Semakin banyak skrining yang dilakukan dari pengukuran risiko tersebut, semakin banyak penyakit yang terungkap.

"Memahami bahwa dampak skor poligenik pada risiko penyakit bergantung pada konteks dapat mengarah pada protokol skrining yang lebih berkelanjutan," ungkap Hagenbeek.

Dalam penelitian ini, tim mengumpulkan data genomik, SES, dan kesehatan dari sekitar 280 ribu warga Finlandia, berusia 35 hingga 80 tahun.

Penelitian ini disebut merupakan yang pertama dalam mencari kaitan antara 19 penyakit umum di negara-negara berpenghasilan tinggi.

"Sebagian besar model prediksi risiko klinis mencakup informasi demografi dasar seperti jenis kelamin dan usia biologis, dengan fakta bahwa kejadian penyakit yang dialami berbeda antara pria dan wanita, dan bergantung pada usia," jelas Hagenbeek.

Mengetahui hal-hal tersebut menjadi sangat penting ketika menggabungkan informasi genetik ke dalam perawatan kesehatan.

"Namun kini, kami dapat menunjukkan bahwa prediksi genetik risiko penyakit juga bergantung pada latar belakang sosial ekonomi seseorang," tambah Hagenbeek.

Para peneliti tersebut menunjukkan bahwa penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk memahami sepenuhnya hubungan antara profesi tertentu dan risiko penyakit.

Mereka berusul, penelitian juga harus dilakukan di negara-negara berpendapatan rendah. Pasalnya, studi saat ini hanya fokus pada individu keturunan Eropa.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Solusi Rumah Lebih Sejuk dan Estetik dengan Pagar Roster

Solusi Rumah Lebih Sejuk dan Estetik dengan Pagar Roster

Rahasia Menata Teras Minimalis agar Lebih Hidup dan Mewakili Karakter Rumah

Rahasia Menata Teras Minimalis agar Lebih Hidup dan Mewakili Karakter Rumah

Teras hingga Ruang Tamu: Rahasia Tampilan Rumah yang Mengundang dan Mempesona

Teras hingga Ruang Tamu: Rahasia Tampilan Rumah yang Mengundang dan Mempesona

Tampak Depan Rumah Menentukan Kesan Pertama dan Nilai Estetika

Tampak Depan Rumah Menentukan Kesan Pertama dan Nilai Estetika

Desain Dinding Estetik Ubah Suasana Rumah Jadi Lebih Hidup dan Nyaman

Desain Dinding Estetik Ubah Suasana Rumah Jadi Lebih Hidup dan Nyaman

Polda Sumut Ungkap Penimbunan BBM Bersubsidi, Dua Warga Deli Serdang Ditangkap

Polda Sumut Ungkap Penimbunan BBM Bersubsidi, Dua Warga Deli Serdang Ditangkap

Komentar
Berita Terbaru