Selasa, 29 Juli 2025

Kenali Karakter 31 Jenis Atap Rumah Sebelum Bangun Hunian Impian

Redaksi - Senin, 28 Juli 2025 07:52 WIB
Kenali Karakter 31 Jenis Atap Rumah Sebelum Bangun Hunian Impian
beda jenis atap, beda beda harga dan kemanfaatannya.

Kitakini.com - Atap merupakan elemen penting dalam konstruksi rumah yang tidak hanya berfungsi sebagai pelindung dari panas matahari, hujan, dan angin, tetapi juga sebagai elemen estetika yang memperkuat karakter sebuah bangunan. Dengan semakin beragamnya material dan desain arsitektur modern, kini tersedia puluhan jenis atap yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan, selera, hingga kondisi geografis suatu wilayah.

Baca Juga:

Berikut ini 31 jenis atap yang umum digunakan di Indonesia, lengkap dengan keunggulan, kelemahan, serta kisaran harganya. Daftar ini dapat menjadi referensi berharga bagi Anda yang tengah merancang atau merenovasi rumah impian.

Atapaluminium dikenal ringan dan tahan rayap, namun cenderung menyerap panas dan menimbulkan suara bising saat hujan, dengan harga sekitar Rp 400.000/m².

Sementara atap asbes, meski murah dan tidak menyerap panas, memiliki risiko kesehatan karena kandungan serat karbonnya, dibanderol mulai dari Rp 37.000 per lembar.

Atap awning berbahan kain tahan air dengan rangka besi cocok untuk teras, dihargai mulai Rp 200 ribuan.

Jenis baja ringan (galvalum) menjadi favorit karena awet dan anti karat, meski kurang ramah lingkungan, dengan harga mulai Rp 95.000 per lembar.

Atap bambu memberi kesan natural dan biasanya dipadukan dengan kayu.

Sementara atap beton cor cocok untuk rumah bertingkat karena kokoh dan tahan api, meskipun mahal dan berisiko ditumbuhi lumut, dengan biaya pemasangan sekitar Rp 500.000/m².

Bitumen Onduvilla, terbuat dari resin dan fiber, tahan tekanan dan panas, seharga mulai Rp 50.000 per lembar.

Kanopi sebagai atap tambahan juga populer karena pemasangannya mudah, namun dapat membuat ruangan terasa pengap, dengan harga mulai Rp 400.000.

Dak beton, kombinasi beton dan besi, sering difungsikan sebagai area tambahan seperti tempat menjemur atau taman.

Atap membran, berbahan karet sintetis dan bitumen, cocok untuk desain modern non-rumahan, dibanderol mulai Rp 500.000.

Genteng aspal, tahan api dan jamur, cocok untuk kawasan rawan bencana namun relatif mahal, mulai dari Rp 140.000/m².

Genteng beton yang kuat dan estetik dipatok sekitar Rp 4.500 per biji.

Sementara genteng kaca menonjolkan kesan mewah namun mudah pecah dan menyebabkan suhu panas, dengan harga mulai Rp 15.000.

Genteng keramik memiliki banyak pilihan warna, tahan lama namun mahal dan butuh kemiringan khusus, mulai dari Rp 17.000.

Genteng metal berbobot ringan dan tahan api, tapi perlu ketelitian dalam pemasangan, dihargai dari Rp 28.000 per biji.

Genteng tanah liat, paling umum di Indonesia, mudah ditemukan dan tahan lama jika dilapisi cat, dibanderol dari Rp 1.700 per biji.

Atap ijuk, dari pohon aren, tahan hingga 80 tahun namun rawan bocor dan mudah terbakar, mulai Rp 15.000 per ikat.

Atap jerami cocok untuk gazebo, bukan hunian utama, dengan harga sekitar Rp 10.000 per ikat.

Atap kain terpal, fleksibel dan tahan air, biasa digunakan di atas jendela, mulai Rp 300.000 ukuran 2x2 meter.

Kayu ulin sebagai bahan atap sirap memberi nuansa klasik dan sejuk, namun harganya mahal dan sulit dipasang, mulai Rp 165.000 per ikat isi 20.

Jenis lain seperti metaldeck (trimdek, spandek, galvalum) lazim dipakai di swalayan, mulai Rp 70.000 per lembar.

Onduline, berbahan serat kertas dan kayu, tahan karat dan cocok untuk iklim tropis, dibanderol dari Rp 150.000.

Polikarbonat, yang mampu menahan panas dengan UV protection, fleksibel dan mudah dipasang, seharga sekitar Rp 1,5 juta per lembar.

Atap PVC lebih awet dari fiberglass dan harganya mulai Rp 100.000.

Atap rumbia, dari daun kering, memberi kesan alami tapi mudah terbakar.

Atap seng, ringan dan murah, tapi bising dan mudah bergeser, mulai Rp 47.000. Atap sirap dari kayu memberi kesan tradisional namun mahal dan semakin langka.

Atap slate, dari batu alam, kuat dan biasanya digunakan pada bangunan dengan perlindungan tinggi seperti benteng.

Ubin keramik jarang ditemukan di Indonesia namun awet dan estetik, dengan harga mulai Rp 15.000.

Terakhir, uPVC (unplasticized polyvinyl chloride), tahan panas, kedap suara, dan sangat kuat, tapi relatif mahal, mulai dari Rp 150.000 per lembar, dengan merek populer seperti Alderon.

Sementara zinclaume atau spandek, tahan lama hingga 30 tahun, dibanderol mulai Rp 270.000.

Dengan mengetahui ragam jenis atap dan karakteristik masing-masing, Anda dapat menentukan pilihan terbaik sesuai kebutuhan, anggaran, serta kondisi lingkungan tempat tinggal. Pilihlah atap yang tidak hanya fungsional, tetapi juga menunjang estetika dan kenyamanan hunian Anda dalam jangka panjang.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Desain Rumah Tahan Api, Benteng Pertahanan di Tengah Kepadatan

Desain Rumah Tahan Api, Benteng Pertahanan di Tengah Kepadatan

Polisi Bongkar Dugaan Kecurangan Beras Premium di Medan Johor

Polisi Bongkar Dugaan Kecurangan Beras Premium di Medan Johor

Kusen Besi Galvanis, Solusi Tahan Lama dan Tahan Karat untuk Hunian Modern

Kusen Besi Galvanis, Solusi Tahan Lama dan Tahan Karat untuk Hunian Modern

Tanaman-Tanaman Ini Sebaiknya Tidak Ditanam di Depan Rumah, Ini Alasannya

Tanaman-Tanaman Ini Sebaiknya Tidak Ditanam di Depan Rumah, Ini Alasannya

Pentingnya Memperhitungkan Kemiringan Atap demi Keamanan, Kenyamanan, dan Estetika Rumah

Pentingnya Memperhitungkan Kemiringan Atap demi Keamanan, Kenyamanan, dan Estetika Rumah

Memilih Jenis Atap Rumah: Dak Beton atau Genteng? Ini Pertimbangannya

Memilih Jenis Atap Rumah: Dak Beton atau Genteng? Ini Pertimbangannya

Komentar
Berita Terbaru