Masih Bisa Ajukan KPR di Usia 50 Tahun, Ini Syarat dan Perhitungannya

Kitakini.com - Meski usia tak lagi muda, peluang untuk memiliki rumah sendiri lewat Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masih terbuka bagi mereka yang berusia 50 tahun. Sejumlah bank di Indonesia tetap menerima pengajuan KPR dari calon debitur yang memasuki usia kepala lima, selama memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Kuncinya terletak pada tenor, kemampuan bayar, dan catatan finansial yang baik.

Baca Juga:

• Pemprov Sumut dan Kementerian PKP Matangkan Verifikasi Data Kepemilikan Untuk Program 3 Juta Rumah
• Gaji Ideal untuk Beli Rumah Rp 350 Juta Lewat KPR, Ini Perhitungannya
• Panduan Lengkap Mengatur Keuangan agar Kredit Rumah Tidak Bermasalah

Salah satu hal pertama yang diperhitungkan adalah tenor pinjaman. Umumnya, bank akan membatasi usia maksimal saat KPR lunas, biasanya di angka 60 hingga 65 tahun. Artinya, jika seseorang mengajukan KPR di usia 50 tahun, tenor maksimal yang mungkin disetujui berkisar antara 10 hingga 15 tahun saja. Hal ini dilakukan untuk memastikan cicilan bisa lunas sebelum memasuki usia pensiun.

Dari sisi jumlah pinjaman, bank biasanya memberikan KPR sebesar 70% hingga 90% dari total harga rumah. Semakin tinggi kemampuan finansial debitur dan kondisi ekonomi yang stabil, maka peluang mendapat porsi pinjaman yang besar juga makin tinggi.

Namun, apapun besar pinjaman yang diajukan, bank tetap akan menilai kemampuan bayar secara ketat. Umumnya, cicilan KPR tidak boleh melebihi 30% dari pendapatan bersih bulanan. Ini adalah standar umum agar debitur tetap memiliki ruang keuangan untuk kebutuhan lainnya.

Dalam hal ini, pembuktian penghasilan menjadi sangat penting. Meski sudah mendekati masa pensiun, debitur harus mampu menunjukkan bahwa ia masih memiliki penghasilan yang stabil dan mencukupi. Entah itu dari pekerjaan tetap, usaha, pensiun, atau sumber lain yang sah secara hukum dan terdokumentasi dengan baik.

Tak kalah penting adalah skor kredit. Semakin baik catatan kredit yang dimiliki, semakin tinggi pula peluang pengajuan KPR disetujui. Skor ini menunjukkan seberapa disiplin seseorang dalam membayar utang atau kewajiban keuangan sebelumnya, dan menjadi indikator penting bagi bank dalam menilai risiko pinjaman.

Selain itu, calon debitur harus memastikan kelengkapan dokumen dan bebas dari catatan buruk di sistem informasi debitur. Riwayat kredit yang bersih dan dokumen yang lengkap akan mempercepat proses persetujuan dan meminimalkan risiko penolakan.

Sebagai ilustrasi, seseorang yang berusia 50 tahun dan mengajukan KPR dengan tenor 15 tahun akan melunasi pinjamannya saat berusia 65 tahun. Dalam kasus seperti ini, bank akan mengevaluasi apakah penghasilan bulanannya cukup untuk membayar cicilan yang jatuh sekitar Rp 2-3 juta per bulan, misalnya, dan apakah ada jaminan penghasilan hingga masa pelunasan tiba.

Dengan pertimbangan matang dan perencanaan keuangan yang tepat, memiliki rumah melalui KPR di usia 50 tahun bukanlah hal yang mustahil. Yang dibutuhkan hanyalah kesiapan administratif, stabilitas penghasilan, dan rekam jejak finansial yang sehat.