Supir Angkot di Padangsidimpuan Nekat Rudapaksa Siswi SMA, Polisi Bertindak Cepat

Peristiwa bermula saat korban, sebut saja Bunga, menaiki angkot yang dikemudikan PL dari kawasan Palopat Pijorkoling, Kota Padangsidimpuan, dengan tujuan ke Kecamatan Batang Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun di tengah perjalanan, niat jahat pelaku mulai terungkap. Alih-alih melanjutkan perjalanan sebagaimana mestinya, pelaku justru memutar balik arah menuju kawasan sepi, yakni Lapangan Merah, Palopat Pijorkoling.

Baca Juga:

• Guru di Padangsidimpuan Geruduk DPRD, Tuntut Sertifikasi Segera Cair
• Motor Honda CBR 150 Ditemukan di Dekat Lokasi Longsor di Padangsidimpuan
• Hujan Deras Picu Banjir di Sejumlah Titik Kota Padangsidimpuan Akibatkan Jalinsum Lumpuh

Dalam situasi mencekam tersebut, pelaku mengancam korban dengan mengatakan bahwa dirinya membawa pisau. Ancaman ini membuat korban berada dalam tekanan hebat, yang akhirnya dimanfaatkan pelaku untuk melakukan aksi bejatnya. Meskipun korban sempat berusaha melawan dan menolak, pelaku tetap berhasil memaksa korban secara seksual.

Aksi tidak manusiawi ini akhirnya diketahui oleh petugas Piket Opsnal Sat Reskrim Polres Padangsidimpuan yang sigap bergerak cepat bersama anggota Sat Lantas. Mereka melakukan pencarian terhadap pelaku dan berhasil mengamankan PL tak lama setelah kejadian berlangsung. Saat ini, pelaku telah diserahkan ke Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) dan kasusnya ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Padangsidimpuan.

Kasat Reskrim Polres Padangsidimpuan, AKP H. Naibaho, membenarkan peristiwa tersebut dan memastikan bahwa proses hukum akan berjalan sesuai prosedur yang berlaku. "Terlapor sudah kami amankan dan saat ini kasus ditangani oleh Unit PPA. Kami akan memastikan keadilan bagi korban," tegasnya.

Atas peristiwa tersebut, orangtua korban yang diliputi kesedihan mendalam segera datang ke Polres Padangsidimpuan untuk melaporkan kasus ini secara resmi.

Peristiwa ini menyadarkan kita semua tentang pentingnya kewaspadaan, terutama bagi para pelajar dan perempuan pengguna transportasi umum. Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi pemerintah dan masyarakat untuk terus memperkuat sistem perlindungan terhadap perempuan dan anak di ruang publik.

Dalam konteks pendidikan dan sosial, kasus ini bukan sekadar berita kriminal, tetapi juga momentum untuk memperkuat nilai moral, pendidikan karakter, serta literasi hukum kepada generasi muda. Pendidikan sejak dini tentang cara menjaga diri, mengenali potensi ancaman, hingga keberanian untuk melapor adalah langkah konkret yang bisa membantu mencegah kasus serupa terulang.

Semoga keadilan dapat ditegakkan seadil-adilnya, dan korban mendapatkan perlindungan serta pendampingan psikologis yang layak. Kita semua memiliki peran untuk menciptakan ruang yang aman, terutama bagi anak dan perempuan.